Minggu, 17 Juni 2018

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.

Rabu, 14 Juni 2017

Koefesien Rasa Bahagia Afi Nihaya Faradisa

Aku mengawali menulis tentang tulisan Afi Nihaya Faradisa berawal dari pembahasan “Koefesien Bahagia.” Menurutku, ini ide yang bagus mengingat aku pun dalam keadaan rasa bahagia bisa menulis seputar Afi ini, yang aku anggap Afi adalah adik inspirasiku. Walaupun bahagia, tetapi kebahagiaan yang aku rasakan bersifat standar. Aku bingung, bagaimana rasanya bahagia yang berlebih. Tidak punya uang bahagiaku standar, punya uang banyak pun bahagiaku standar juga. Tetapi tidak apa-apa kan, Afi, aku merasakan bahagia menulis tentangmu hanya standar-standar saja? Seperti perkataan lagu, “Yang sedang-sedang saja...” Aku menjadikanmu sumber kebahagiaan yang standar. Ketawa ya, haha.